Saturday, December 11, 2010

SURAT TERBUKA UNTUK MUJAHID/AH DA’WAH YANG SEDANG MENATA LANGKAH

Da’wah yang tenang..…
Namun lebih gemuruh dari angin topan yang menderu.
Da’wah yang rendah hati..
Namun, lebih perkasa dari keangkuhan gunung yang menjulang.
Da’wah yang terbatas……
Namun, lebih luas dari belahan Bumi seluruhnya.

Seluruh pujian hanya untuk Allah Penguasa alam semesta, shalawat dan salam yang paling utama dan paling sempurna kepada Uswatun Hasanah Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, seluruh sahabatnya, para penyeru al-Haq, dan para pemimpin kebaikan yang selalu berusaha menegakkan kalimatullah hingga hari kiamat, Amin…

Saudara-saudariku . . .
Tahukah engkau, bahwa Da’I adalah profesi para rasul dan Nabi? Sadarkah engkau, bahwa merekalah orang-orang yang beruntung? Maukah engkau masuk kedalam barisan dan mengusung Da’wah ini bersama mereka? Atau, hanya puas menyaksikan langkah barisan dalam? Karena dengan atau tanpa kita, barisan Da’wah ini akan terus melangkah hingga tegak kalimah-Nya.

“Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru keapda kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung “ (Qs 3:104)

Saudara-Saudariku sang mujahid/ah . . .
Harga sebuah kemenangan pastilah mahal, jalanpun akan penuh onak dan duri bahkan menimbulkan luka. Masih bersediakan engkau bergabung dalam barisan Da’wah ini?

Saudara-saudariku yang sedang menata langkah . . .
Hati boleh kecewa disaat kegagalan demi kegagalan Da’wah di lapangan. Tapi kitapun harus cerdas dan segera mengambil hikmah kenapa kita gagal? Belum ikhlaskah hati ini saat berjuang? Atau belum matangkah persiapan kita? Atau Allah belum menghendaki kemenangan kita?

Saudara-saudariku yang selalu rindu bertemu dengan-Nya . . .
Satu hal yang perlu diingat, ada satu tugas besar buat kita yang telah mengikrarkarkan diri sebagai seorang dai’yah, bahwa kita harus merubah diri terlebih dahulu sembari merubah orang lain, dari kejahiliyyahan yang menjadi paham, dari yang buruk menjadi yang baik. Disinilah kita dituntut untuk belajar sabar, sabar menunggu perubahan-perubahan yang akan terjadi dengan terlebih dahulu kita ikhtiar lewat kerja dan do’a.

Saudara-Saudariku fillah . . .
Jangan pernah merasa sendiri, karena Dia menyertai langkah-langkah kita. Dia malu menolak do’a dan permintaan-permintaan hamba-Nya. Dia senntiasa melihatmu dan mengawasimu. Masih merasa kurangkah kita? Dimanapun da’I ditebar dia kan hidup bersinar, merubah suasana yang gelap menjadi terang. Dia membawa rahmat bagi sekalian alam. Dia selalu bersama-Nya dengan Kalam-Nya. Sadarkah wahai saudara-saudariku… bahwa di tiap jengkal langkah kita akan selalu disertai ujian? Ujian yang merupakan wujud cinta Allah kepadamu yang akan membawamu menapaki anak tangga berikutnya menuju ketinggian maqom di sisi-Nya.

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Komen Ya...