Saturday, December 11, 2010

GAZAKU MASIH MENYALA ...

Saudaraku…
Apa kabarmu di sana?
Kuharap tak seperti kami, di bumi Palestina...
Saudaraku...
Telah ratusan dari kami menjadi yatim piatu...
Tak ada lagi ibu yang selalu mendendangkan lagu sebelum kami tidur...
Pun ayah yang mengantarkan kami ke sekolah...
Saudaraku...
Telah ratusan dari kami kehilangan tempat tinggal...
Kami tak tahu, kemana kami harus pergi
Saat dinginnya malam kian mencekam
Pun ketika terik mentari memanggang kulit kami yang kerontang
Kami tak tahu, kemana kami harus berlari...
Saat rudal-rudal Israel berterbangan di atas kepala kami...
Mengincar tubuh-tubuh kecil kami...

Saudaraku...
Telah ratusan dari kami kehilangan pendidikan...
Bukan karena mahalnya harga kecerdasan itu...
Tapi karena sekolah-sekolah kami telah diratakan dengan tanah
Saudaraku...
Ribuan dari kami telah cacat...Luka-luka kami menganga di sana-sini...di sepanjang tubuh kami...
Tak ada obat-obatan...
Karena makanan pun masih menjadi barang yang langka dan jarang

Saudaraku...
Dan semua ini terjadi di depan mata kalian !
Semua ini terjadi di depan mata kalian !
Ibu kami dibunuh di depan mata kalian !
Ayah kami dibantai di depan mata kalian !
Darah kami membanjiri Gaza di depan mata kalian !
Lalu kenapa kalian masih diam ?!
Bahkan tak secuilpun kemarahan itu tampak di mata kalian...
Apakah karena tidak pentingnya kami bagi kalian ?
Bukankah kita bersaudara ?
Bukankah seharusnya kalian mencintai kami seperti diri kalian sendiri ?
Lalu mengapa luka kami tak terasa oleh kalian ?
Saudaraku...
Tentu saja tak terasa...
Karena kalian masih saja hidup tenang...
Sarapan dengan lauk telur dan ayam...
Sedang sarapan kami adalah kepahitan...
Tidur dengan selimut yang diberikan ibu kalian...
Sedang kami tidur dengan jasad ibu kami tersayang...
Tentu saja tak terasa...
Karena kedua tangan kalian hanya sibuk menggenggam pena dan kemunafikan
Sedang kedua tangan kami sibuk melawan tank-tank Israel dengan bebatuan
Bibir kalian basah dengan gosip murahan dan kebohongan
Sedang bibir kami basah dengan asma ALLAH...

Tentu saja tak terasa...
Karena saat masjid di negeri kalian menggemakan adzan...
Kalian masih saja sibuk dengan urusan perut...
Sedang kami...berusaha sekuat tenaga agar masjid kami tetap ada...
Tetap berdiri kokoh menyahutkan adzan yang kami rindu dan kami cinta...

Al-Aqsa...
Bukankah ia kiblat pertama kita ?
Tapi kenapa hanya kami yang memperjuangkannya ?
Dengan darah dan air mata yang tersisa...
Dimana kalian saat ia memanggil ?
Dimana ?!

Saudaraku...
Kalau memang tak setitik pun hati kalian tergerak...
Kalau memang tak secuil pun perhatian kalian terusik...
Biarlah...
Biar ALLAH saja yang menjadi pelindung kami...
Karena hanya pada-Nya segala do’a kami bermuara...
Karena hanya Ia yang peduli atas luka kami yang menganga..
Dan menyiapkan untuk kami...Jannah-Nya...

Intifadhoh_05
Saat tayangan di layar kacaku menyatu dengan
air mataku yang membisu

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Komen Ya...