Sunday, May 22, 2011

Tariq bin Ziyad : Mengukir Karang dengan Namanya

Mendung hitam menggelayut di atas bumi Spanyol. Eropa sedang dikangkangi oleh penjajah, Raja Gotik yang kejam. Wanita merasaterancam kesuciannya, petani dikenakan pajak tanah yang tinggi, danbanyak lagi penindasan yang tak berperikemanausiaan. Raja dan anteknya bersukaria dalam kemewahan sedang rakyat merintih dalam kesengsaraan. Sebagian besar penduduk yang beragama Kristen danYahudi, mengungsi ke Afrika, berharap mendapat ketenangan yang lebih menjanjikan. Dan saat itu Afrika, adalah sebuah daerah yang makmur dan mempunyai toleransi yang tinggi karena berada di bawah naungan pemerintahan Islam.


Satu dari jutaan pengungsi itu adalah Julian, Gubernur Ceuta yang putrinya Florinda telah dinodai Roderick, raja bangsa Gotik. Mereka memohon pada Musa bin Nusair, raja muda Islam di Afrika untuk memerdekakan negeri mereka dari penindasan raja yang lalim itu.Setelah mendapat persetujuan Khalifah, Musa melakukan pengintaian kepantai selatan Spanyol. Bulan Mei tahun 711 Masehi, Tariq bin Ziyad, budak Barbar yang juga mantan pembantu Musa bin Nusair memimpin 12.000 anggota pasukan muslim menyeberangi selat antara Afrika dan daratan Eropa.

Begitu kapal-kapal yang berisi pasukannya mendarat di Eropa, Tariq mengumpulkan mereka di atas sebuah bukit karang, yang dinamai Jabal Tariq (karang Tariq) yang sekarang terkenal dengan nama Jabraltar/Gibraltar. Diatas bukit karang itu Thariq memerintahkan pembakaran kapal-kapal yang telah menyeberangkan mereka.Tentu saja perintah ini membuat prajuritnya keheranan. "Kenapa Anda lakukan ini?" tanya mereka. "Bagaimana kita kembali nanti?" tanya yang lain.


Namun Tariq tetap pada pendiriannya. Dengan gagah berani ia berseru,"Kita datang ke sini tidak untuk kembali. Kita hanya punya pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap di sini, atau kita semua syahid." Keberanian dan perkataannya yang luar biasa menggugah Iqbal, seorang penyair Persia, untuk menggubahnya dalam sebuah syair berjudul "Piyam-i Mashriq": "Tatkala Tariq membakar kapal-kapalnya di pantai Andalusia (Spanyol), Prajurit-prajurit mengatakan, tindakannya tidak bijaksana. Bagaimana bisa mereka kembali ke negeri Asal, dan perusakan peralatan adalah bertentangan dengan hukum Islam. Mendengar itu semua, Tariq menghunus pedangnya, dan menyatakan bahwa setiap negeri kepunyaan Allah adalah kampung halaman kita."

Kata-kata Tariq itu bagaikan cambuk yang melecut semangat prajurit muslim yang dipimpinnya. Bala tentara muslim yang berjumlah 12.000orang maju melawan tentara Gotik yang berkekuatan 100.000 tentara. Pasukan Kristen jauh lebih unggul baik dalam jumlah maupun persenjataan. Namun semua itu tak mengecutkan hati pasukan muslim.

Tanggal 19 Juli tahun 711 Masehi, pasukan Islam dan Nasrani bertemu, keduanya berperang di dekat muara sungai Barbate. Pada pertempuran ini, Tariq dan pasukannya berhasil melumpuhkan pasukan Gotik, hingga Raja Roderick tenggelam di sungai itu. Kemenangan Tariq yang luar biasa ini, menjatuhkan semangat orang-orang Spanyol dan semenjak itu mereka tidak berani lagi menghadapi tentara Islam secara terbuka.

Tariq membagi pasukannya menjadi empat kelompok, dan menyebarkan mereka ke Kordoba, Malaga, dan Granada. Sedangkan dia sendiri bersama pasukan utamanya menuju ke Toledo, ibukota Spanyol. Semua kota-kota itu menyerah tanpa perlawanan berarti. Kecepatan gerak dan kehebatan pasukan Tariq berhasil melumpuhkan orang-orang Gotik.

Rakyat Spanyol yang sekian lama tertekan akibat penjajahan bangsa Gotik, mengelu-elukan orang-orang Islam. Selain itu, perilaku Tariq dan orang-orang Islam begitu mulia sehingga mereka disayangi oleh bangsa-bangsa yang ditaklukkannya.

Salah satu pertempuran paling seru terjadi di Ecija, yang membawa kemenangan bagi pasukan Tariq. Dalam pertempuran ini, Musa bin Nusair, atasannya, sang raja muda Islam di Afrika ikut bergabung dengannya.

Selanjutnya, kedua jenderal itu bergerak maju terus berdampingan dan dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun seluruh dataran Spanyoljatuh ke tangan Islam. Portugis ditaklukkan pula beberapa tahun kemudian.

"Ini merupakan perjuangan utama yang terakhir dan paling sensasional bagi bangsa Arab itu," tulis Phillip K.Hitti, "dan membawa masuknya wilayah Eropa yang paling luas yang belum pernah mereka peroleh sebelumnya ke dalam kekuasaan Islam.

Kecepatan pelaksanaan dan kesempurnaan keberhasilan operasi ke Spanyol ini telah mendapat tempat yang unik di dalam sejarah peperangan abad pertengahan."

Penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam mendorong timbulnya revolusi sosial di mana kebebasan beragama benar-benar diakui. Ketidaktoleranan dan penganiayaan yang biasa dilakukan orang-orang Kristen, digantikan oleh toleransi yang tinggi dan kebaikan hati yang luar biasa.

Keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga jika tentara Islam yang melakukan kekerasan akan dikenakan hukuman berat. Tidak ada harta benda atau tanah milik rakyat yang disita. Orang-orang Islam memperkenalkan sistem perpajakan yang sangat jitu yang dengan cepat membawa kemakmuran di semenanjung itu dan menjadikan negeri teladan di Barat. Orang-orang Kristen dibiarkan memiliki hakim sendiri untuk memutuskan perkara-perkara mereka. Semua komunitas mendapat kesempatan yang sama dalam pelayanan umum.

Pemerintahan Islam yang baik dan bijaksana ini membawa efek luar biasa. Orang-orang Kristen termasuk pendeta-pendetanya yang pada mulanya meninggalkan rumah mereka dalam keadaan ketakutan, kembali pulang dan menjalani hidup yang bahagia dan makmur. Seorang penulis Kristen terkenal menulis: "Muslim-muslim Arab itu mengorganisir kerajaan Kordoba yang baik adalah sebuah keajaiban Abad Pertengahan,mereka mengenalkan obor pengetahuan dan peradaban, kecemerlangan dan keistimewaan kepada dunia Barat. Dan saat itu Eropa sedang dalam kondisi percekcokan dan kebodohan yang biadab."

Tariq bermaksud menaklukkan seluruh Eropa, tapi Allah menentukan lain. Saat merencanakan penyerbuan ke Eropa, datang panggilan dari Khalifah untuk pergi ke Damaskus. Dengan disiplin dan kepatuhan tinggi, Tariq memenuhi panggilan Khalifah dan berusaha tiba seawal mungkin di Damaskus. Tak lama kemudian, Tariq wafat di sana. Budak Barbar, penakluk Spanyol, wilayah Islam terbesar di Eropa yang selama delapan abad di bawah kekuasaan Islam telah memenuhi panggilan Rabbnya. Semoga Allah merahmatinya.


Tamat...


Sumber : http://spirit4change.blogspot.com/2011/04/tariq-bin-ziyad-mengukir-karang-dengan.html
Selengkapnya...

ANEKA UJIAN DI JALAN DAKWAH


Penulis : Tate Qomarudin



Mengenal tabiat jalan dakwah mutlak diperlukan oleh para du’at. Sebab hal itu merupakan salah satu faktor pendukung kesiapan mental saat berhadapan dengan berbagai rintangan dan ujian. Mengenal tabiat jalan dakwah juga akan membantu seseorang untuk menentukan perbekalan apa yang perlu dipersiapkan untuk menempuhnya.

Jalan dakwah memang merupakan jalan yang penuh ujian, rintangan dan tantangan. Betapa tidak. Sebagai manusia saja, tanpa dikaitkan dengan urusan keimanan tidak pula dengan urusan dakwah, seseorang pasti berhadapan dengan ujian dan tantangan, apalagi sebagai manusia mukmin. “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya karena mereka mengatakan kami beriman, padahal mereka belum diuji?” (QS. 29:1-2). Apalagi bila orang mukmin itu berdakwah. Maka ujiannya pun akan lebih berat lagi. Sebab selain ujian atas keimanannya Allah juga akan mengujinya dalam hal konsistensi di jalan dakwah.

Secara garis besar ujian dakwah dapat dibagi dua: ujian berupa kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan serta ujian dalam bentuk penderitaan, kenestapaan, dan kesulitan. Allah swt. telah mengingatkan hal ini dalam ayat-Nya, “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. 21:35)

Contoh konkrit kedua bentuk ujian ini tertera dalam firman-Nya, “Dan ingatlah (hai para muhajirin), ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Medinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolonganNya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” (QS. 8:26)


Pada ayat ini Allah swt. menggambarkan bahwa kaum Muslimin semula diuji dengan intimidasi yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Lalu, Allah menolong dan memberikan kemenangan kepada mereka. Allah juga memberi mereka rezeki. Kemenangan dan rezeki itu adalah ujian untuk menakar kemampuan syukur kaum Muslimin.

Banyak bentuk rintangan dan ujian yang di hadapi seorang da’iyah, diantaranya adalah:

Rongrongan keluarga
Anak, isteri, suami, ayah atau ibu bisa menjadi aspirasi atau penambah semangat berdakwah. Tetapi di saat yang sama mereka juga dapat menjadi batu sandungan bagi seorang da’i. Mereka berpotensi memalingkan garis dakwah, mengurangi intensitas interaksi seseorang dengan dakwah atau bahkan menghentikan sama sekali gerak dakwah seorang da’i.

Bisikan, tuntutan, atau ambisi-ambisi keluarga boleh jadi menyebabkan seseorang berat kaki untuk melangkah kaki untuk melaksanakan program-program dakwah. Begitu juga keadaan keluarga baik dalam sisi ekonomi, kesehatan, dan sebagainya dapat juga menjadi faktor penghambat keterlibatan seseorang dalam aktifitas dakwah.

Pada saat perang Tabuk, ada sahabat yang nyaris tidak turut serta dalam jihad karena ingin menikmati kehangatan bersama isterinya. Akan tetapi ia kemudian tersadar akan kesulitan dan penderitaan yang dialami oleh Rasulullah saw. dan para sahabatnya dalam perjuangan. Untuk Allah swt. mengingatkan kita:

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. 64:14-15)

Kedengkian sesama muslim
“Batu sandungan” juga bisa datang dari sesama Muslim atau bahkan da’i. Bentuknya, semisal sikap iri dan dengki atas keberhasilan yang dicapai oleh seorang da’i. Kata ‘batu sandungan’ sengaja saya beri tanda kutip karena hal itu tidak selalu berakibat buruk bagi orang yang didengki. Sebaliknya bagi si pendengki belum tentu menjadi hal yang produktif dan mengantarkan kepada apa yang menjadi keinginannya.

Ada sebuah hadits, yang meskipun saya belum dapat memastikan kesahihannya, namun maknanyanya tidak keluar dari apa yang disamapaikan Quran dan Sunnah, yang mengatakan: “Seorang mukmin berada di antara lima ujian berat: sesama mukmin yang iri kepadanya; munafik yang membencinya; kafir yang terus memeranginya; hawa nafsu yang terus merintanginya; dan syetan yang menyesatkannya.” (Al-Firdaus Bima’tsuril-Khitab)

Hadangan, kekejian, dan makar orang-orang Kafir
Sejak awal sejarah dakwah yang digulirkan oleh nabi-nabi sebelum Rasulullah saw., orang-orang kafir selalu berdiri sebagai penghadang dakwah. Untuk menghentikan laju dakwah, mereka melakukan berbagai upaya dari mulai rayuan hingga pembunuhan. Dalam Quran Allah swt. banyak mengingatkan kita, para da’i tentang makar orang-orang kafir ini. Salah satu hikmahnya adalah agar kita senantiasa memiliki kesiapan mental saat menghadapinya. Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya". (QS. 34:34)

Di ayat yang lain dinyatakan, Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kam.i" (QS. 36:18)

Khusus untuk Rasulullah saw., Allah swt. menggambarkan ujian dalam bentuk makar orang-orang kafir dalam firman-Nya, “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. 8:30)

Allah juga swt. menegaskan bahwa orang-orang kafir tidak akan pernah berhenti memusuhi dakwah. Firman-Nya:

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. 2:217)

Biasa juga orang kafir membuat jebakan yang dikamuflase dengan kepentingan atau keuntungan dakwah. Ini pernah dialami oleh Rasulullah saw. sendiri. Orang-orang kafir Quraisy menawarkan kepada Rasulullah saw. agar beliau bersedia mengusap-usap patung-patung mereka. Mereka berjanji jika beliau berkenan melakukannya mereka akan masuk Islam dan mengikuti Rasulullah saw. Hampir saja beliau terpengaruh dan mengikuti tawaran mereka, jika saja Allah swt. tidak segera mengingarkan beliau dengan firman-Nya:

“Dan sesungguhnya mereka hampir mamalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. kalau terjadi demikian, benar-benarlah, Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami.” (QS. 17:73-75)

Kekejaman Penguasa Zalim.
Penguasa zalim juga memiliki andil dalam merintangi dakwah. Baik dia penguasa kafir maupun penguasa yang mengaku Muslim. Dalam sejarah tercatat para ulama yang menjadi korban kekejaman penguasa zalim. Sekedar menyebut contoh, Sa’id Bin Zubair sang ulama tabi’in, Imam Ahmad, Imam Ibnu Taimiyyah. Dan tidak perlu jauh-jauh, di negeri kita sendiri hal itu dapat kita saksikan dan rasakan. Di tahun 80-an tidak sedikit para da’i yang dijebloskan ke bui dan diintimidasi saat mengingatkan khalayak terhadap bahaya kristenisasi atau saat menentang cara-cara paksa program Keluarga Berencana. Bahkan hingga hari ini, masih terjadi penangkapan terhadap da’i yang oleh sebagian kalangan dinamakan aksi pemberantasan terorisme.

Tentu saja masih banyak jenis dan bentuk rintangan dan ujian di jalan dakwah. Karenanya, ingin berdakwah tapi tidak mau berhadapan dengan kesulitan? Mimpi ‘kali ye ? Allahu a’lam.
Selengkapnya...

Tuesday, January 4, 2011

Islamic Basic Study 2010

Alhamdulillah, salah satu agenda pengkaderan LDF M2F sudah selesai. Terima kasih banyak buat para panitia ( baca: para pejuang peradaban ) yang telah bersusah payah membanting tulang, siang malam ( lebay kali ya...) hingga bisa menyukseskan acara ini walaupun hanya diberikan waktu sekitar 2 pekan. Kali ini kami cuma ingin menampilkan hasil kerja keras teman-teman panitia IBS LDF M2F. Tapi, sebelum kami tampilkan cuplikan-cuplikannya ( movie kaleee... ), kami bakal jelasin sedikit mengenai apa itu IBS. Cekidot...

IBS ( Islamic Basic Study ) merupakan salah satu agenda rekruitmen M2F dan merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa kedokteran muslim Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin untuk bisa bergabung dalam keluarga besar M2F. Pada acara pelatihan ini peserta diberikan pemahaman keislaman.

Pagi-pagi sekali sebelum acara dimulai, peserta diminta untuk registrasi. Setelah registrasi selesai, acara dibuka oleh Ketua Umum M2F. Materi pertama di hari pertama ini adalah training motivasi "Zero To Hero" yang dibawakan oleh dr.Naharuddin yag membuat para peserta terpesona dengan tatapan sejuta makna. Setelah sholat sunah dhuha, giliran Ustadz Umar Qosim ( satu-satunya ustadz yang tampil dengan tampang mirip orang Sudan apalagi ditambah dengan aksesoris pakaian gamisnya ) membawakan materi Urgensi Tarbiyah. Ba'da dzuhur, penyampaian materi dilanjutkan dengan materi Ukhuwah Islamiyah oleh Ustadz Fathullah. Nah, dipenghujung hari pertama IBS ini ada materi Wawasan Ke-M2F-an yang memaparkan M2F secara Lugas, tegas, dan terpercaya ( berita kali...). Walaupun judul materinya terkesan agak sedikit "killer", tapi ternyata penyampaiannya kocak abis, terutama koord. Kebijakan Publik yang banyol 'n ngawur banget. Di hari kedua, materinya terkesan lebih serius lagi. Mulai dari materi Kristenisasi oleh Ust. Saftani dari Arimatea; Amal Jama'i oleh Kak Zainal Abidin, S.Ked; dan Pelatihan Sirkumsisi ( Latihan cara nyunat orang ) oleh dr. Tihar. Sebenarnya ada satu materi lagi tentang Ma'rifaturrasul ( mengenal sosok Rasulullah saw ) oleh Ust. Abd. Rauf. Tapi, karena peserta terlambat datang karena hujan lebat sejak sekitar jam 6 pagi dan Ustadz ada acara jam setengah 9, materi ini nggak jadi disampein.

However, ana rasa para panitia pasti sudah berusaha sekuat tenaga dan untuk itu two Thumbs Up ( or Four thumbs Up dech, sekalian dg jari kaki ) buat para panitia dan peserta yang sudah mau berpartisipasi dalam acara ini. Walaupun ada kekurangan, kita seharusnya memakluminya sebagai seorang manusia yang tidak akan pernah sempurna sebagaimana layaknya Rabb sekalian alam dan sebagai sebuah pelajaran untuk terus melakukan ishlah ( baca:Perbaikan ) di acara-acara selanjutnya.


Atas nama seluruh Pengurus Harian Medical Muslim Family, Khusunya Departemen Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada seluruh panitia dan para peserta yang sudah berpartisipasi. Mudah-mudahan segala amalan kita mendapat balasan yang terbaik dan ridho Allah swt.


Luruskan Niat, Sucikan Hati, Pererat Ukhuwah...


Ikhwan & Akhwat...( Dokumentasi Lengkap bisa diminta sama panitia )


































Selengkapnya...

Saturday, December 25, 2010

Aku dan Hijrah

Teman-teman, ternyata ada karya bagus nih dari seorang ikhwan M2F Malaysia ( Akh Arisman Wenge ). Silakan dibaca dan ditunggu komentarnya.

Tajuk : Aku dan Hijrah


Aku terlindung dalam busana prasangka
yang dahulunya kaya rimbunan permata
aku tersadai di tepi dusta nista
suatu ketika ianya pernah berbaur cinta
pernah aku menuding jari pada nama bergelar harta
sering aku mengenggam maruah yang kaya himpunan rasuah
bahkan gahnya aku egoisnya aku di kandang fana
sehingga aku tidak mengenal siapa aku sebenarnya
bukan aku berbicara jika tiada pangkalnya
bukan aku sengaja berkata jika tiada maksudnya
tapi aku menyulam bahasa kerana ku tahu ada manfaatnya

Dini ini aku mengerti
jangan pernah ditiup prasangka membara
jangan fitnah itu ditatang diluncurkan
bukan maruah mahu digadaikan
bukan harta diganti galang
bukan dunia Mu aku jadikan bidak umpanan
sari amalan ku memapah sikap ku

Kini aku hijrah
saat ini aku berpindah
detik ini aku berubah
dari hitam semalam aku gariskan sesalan
dari putih kelmarin aku lukiskan teladan
aku mula merimbun kemesraan
bermangkin hati menjana matang kemuliaan
menyubur minda islami memupuk sikap ukhwahwi
gigih mencantas akar kemalasan
menganjak paradigma menukang perubahan
menyisihkan yang lapuk mengukuhkan ketabahan
Berjihad aku menyiram kalbu yang gersang

Aku tidak lagi keseorangan
aku ditemankan bidang ilmuwan
bersama berpegang masa depan memagar watan
lestarikan ukhwah bertangkalkan keimanan
hijrah ku mula membuahkan warna
hijrah ku sudah berputik daunnya
tinggal aku menanti hijrah ku membentuk satu pokok yang sergam pacaknya
biar tidak akan pernah kehausan
mana mungkin tumbang gara tentangan
hingga akarnya terbenam utuh
biarkan pucuknya memanjat puncaknya
itulah hijrah yang aku genggam




Nukilan: Arisman Wenge, Batch 2008, Malaysia.
Selengkapnya...

Wednesday, December 22, 2010

Ebook JIJC

Penulis : Muhammad Maula Nurudin Al-haq
Terbit : ( Masih dalam proses )
Bahasa : Indonesia
Sinopsis : Pada 2 artikel sebelumnya, berisi sindiran buat para ikhwan dan akhwat. Artikel yang benar-benar nusuk banget dech pokoknya ( terutama buat admin nich). Banyak banget yang berebut mengakui artikel ini bahwa dialah penulisnya...

Nggak percaya? Coba saja search dengan keyword ‘jadi ikhwan jangan cengeng’ pasti banyak buanget hasil pencariannya..

Nah, biar nggak berantem rebutin hak cipta n biar lengkap pemahaman kita, admin kali ini postingin Link asli ebook-nya ( soalnya belum ada buku aslinya penulis ).

Bicara soal penulis, ini sedikit informasi mengenai beliau yang ana dapat dari halaman terakhir ebooknya. Berikut kisahnya...

Nama lengkapnya Muhammad Maula Nurudin Al-haq, lahir di Jakarta pada tanggal 14 Juli 1989. Hobinya berfikir, menulis, orat-oret, berbisnis, menyendiri, dan mengamati ciptaan-Nya. Ayahnya berasal dari Riau, ibunya berasal dari Magelang, sehingga di dalam dirinya ada dua unsur kepribadian: keras (Sumatera) dan lembut (Jawa tengah).

Sudah 4 kali Maula mengirimkan naskah tulisannya ke penerbit, 2 penerbit menolak dan 2 lagi belum mengabari. Menerbitkan sebuah buku adalah cita-cita Maula semenjak kelas 2 SMP. Hingga hari ini Allah belum mengizinkan-Nya. Namun, sampai saat ini ia masih tetap memperjuangkan impiannya, karena ia tetap percaya akan keberhasilan mimpinya, batas akhir bagi Maula adalah saat sudah tidak bernafas lagi.






Download
Selengkapnya...